Rabu, 23 November 2011

.......♥♥. Cinta Hakiki (¯`*•.¸*♥*¸.•*´¯) ♥

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

CINTA tidak cukup hanya di lafazkan, harus dibuktikan bahkan dengan pengorbanan.

Cinta hanya kalimat saja itu omong kosong. Cinta harus ada tindak nyata,dibuktikan dan ujian akan selalu mengiringi untuk mengetahui seberapa besar dan kukuh rasa cinta itu.

Pengorbanan sendiri bisa jadi berbentuk harta benda, waktu, perasaan, jiwa dan sebagainya. Pengorbanan harta benda, amatlah sedikit bila dibandingkan dengan pengorbanan jiwa. Karena pengorbanan jiwa melingkupi seluruh sudut kepentingan hidup seorang manusia. Dia yang muncul dari sari pati kesadaran dan keikhlasan. Dia hadir oleh tuntutan nurani yang ingin membahagiakan yang dicintai.

Seperti halnya yang terjadi pada kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pengorbanan Nabi Ismail Alaihissalam, yang di jadikan sebagai kurban sebagai bentuk riel pengorbanan Nabi Ibrahim Alaihissalam kepada Tuhan. Ini adalah bentuk penghambaan tertinggi seorang 'abid' untuk membuktikan ketaatannya kepada Rabbnya. Betapapun sangat besar kecintaan yang ada dalam diri Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail, putra pertamanya itu. Namun tidak sebanding dengan kecintaannya kepada pemilik hidup, Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Al-Qur'an mengabadikan pelajaran berharga ini dengan tujuan agar manusia-manusia yang membaca kisah ini dapat mencerna suatu hikmah, sebuah pelajaran yang membawa manusia kepada sikap sosial yang rela berkorban untuk mewujudkan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Penantiannya selama berpuluh tahun bukanlah waktu yang singkat bagi seorang ayah untuk menantikan kehadiran seorang buah hati. Lahirnya anak-anak bagi suami isteri merupakan kebahagiaan yang tidak tergantikan. Kehadirannya akan menjadi hiasan indah bagi bangunan rumah tangga, tanpanya hati suami isteri terasa hampa, tanpanya kebahagiaan pernikahan keduannya seakan belum lengkap dan tanpanya rumah keduanya terasa sepi.

Kehadiran Ismail Alaihissalam disambut dengan suka cita, serta banyak asa yang dititipkan pada sang cahaya jiwa. Dalam proses pertumbuhan si jabang bayi pun, tidak dilalui dengan mudah. 'Cinta jarak jauh' pun terpaksa dijalani, Ismail dan Siti Hajar ditinggal di Mekkah, sedangkan sang suami berada di palestina. Baru saja sang anak menginjak remaja, ibarat bunga, kuncuppun belum lagi mekar. Rasa cinta yang sangat besar dimiliki orang tua kepada anaknya harus di uji oleh keyakinan mahabbahtullah. Ketika datang perintah dari Illah yang sesungguhnya. Dalam surat Ash-Shaffat, ayat 99-113 disebutkan.
"Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:

"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!"

Ia menjawab : "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Bahwasannya mimpi seorang Nabi merupakan wahyu, sehingga Nabi Ibrahim Alaihissalam pun melakukan wahyu yang memerintahkan penyembelihan itu. Diajaknya Nabi Ismail ke Mina, sepanjang jalan menuju ke Mina, banyak godaan dan rayuan setan agar ia mengurungkan niatnya. Karena keduannya sudah bertekat bulat melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, setan yang merayunya dilempari dengan batu hingga pergi menghilang. Peristiwa ini diabadikan menjadi salah satu sunnah haji, yaitu jumroh aqobah, jumroh al ula dan jumroh al wustho. Setelah setan yang mengganggu perjalanan mereka pergi dan tidak berani datang lagi. Nabi Ibrahim Alaihissalam mencari tempat yang paling baik untuk menyembelih putranya itu. Setelah menemukan tempat yang tepat, Ismail dibaringkan dan siap untuk disembelih.

Sebelumnya Ismail berpesan, agar saat menyembelihnya sang ayah mengingkatnya kuat-kuat supaya darahnya nanti tidak mengenai ayahnya dan akan mengurangi pahalanya. Minta ditajamkan parang ayahnya supaya dapat sekaligus memotongnya dan agar tidak terlalu sakit. Minta ditelungkupkan, jangan dimiringkan, khawatir bila sang ayah melihat wajahku, ayahnya akan jadi lemah, sehingga akan menghalangi maksud sang ayah dalam melaksanakan perintah Allah. Dan minta membawakan baju yang dipakainya kepada sang ibu agar dapat dijadikan hiburan baginya. Saat semuanya benar-benar siap, tiba-tiba terdengar suara dari malaikat jibril yang menyampaikan wahyu dari allah Subhanahu Wa Ta'ala bahwa Ibrahim membenarkan mimpinya dan melaksanakan perintahnya dengan baik. karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menggantinya dengan hewan kambing untuk disembelih.

Ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), dan (nyatalah kesabaran keduannya)". Nabi Ibrahim Alaihissalam telah melaksanakan perintah dalam mimpi itu tanpa keraguan, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala pun berfirman :"Dan Kami panggillah dia :"Hai Ibrahim", (QS.37:104).

"Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS.37:105)

Sebuah melodi kehidupan yang indah telah diajarkan oleh Ibrahim. Sebuah teladan yang baik dan bijaksana telah diperlihatkan oleh keluarga Ibrahim, Siti hajar, dan Ismail telah menjadi "Monumen" sejarah dalam agama Islam. Yang selalu diperingati setiap tahun dalam syari'at haji dan kurban pada tiap bulan Dzulhijjah.

Hikmah terbesar dalam peristiwa ini adalah, mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada cinta yang lebih besar, selain cinta kepada Allah. Cinta kepada Rabb, harus kita utamakan. Dan Berkurban adalah wujud pengorbanan dan pembuktiann cinta.

Saatnya kita belajar dari para tauladan, untuk belajar lebih cinta kepada Allah Azza Wa jalla. Para Nabi adalah salah satu dari sekian banyak orang yang memberi teladan kepada umat ini. teladan dari Ibrahim, adalah sebuah teladan yang akan terus dikenang hingga akhir masa.

Allah menerangkan itu semua, dan menyatakan :"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata". (QS. 37:106). Lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengganti penyembelihan ismail Alaihissalam itu dengan firma-Nya, "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar". (QS. 37:107).

ღ☆ღ*¨*¤*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸::♥: Hamba ﷲ :♥::.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ¸.¤*¨*ღ☆ღ

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Lakukan Yang Terbaik Sebelum Semua Terlambat

Sahabat Hikmah...

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan..
sebagai balasannya … kamu kabur waktu dia memanggilmu….

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang ..
sebagai balasannya … kamu buang piring berisi makananmu ke lantai…

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna …
sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan….

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah..
sebagai balasannya … kamu memakainya bermain di kubangan lumpur.

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah …
sebagai balasannya … kamu berteriak “NGGAK MAU ..!”…

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola …
sebagai balasannya . kamu melemparkan bola ke jendela tetangga….

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim …
sebagai balasannya.. kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu….

Waktu kamu berumur 9 tahun , dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu...
sebagai balasannya … kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar…

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ..sebagai balasannya …… kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam….

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop ..
sebagai balasannya … kamu minta dia duduk di barisan lain…

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa …
sebagai balasannya … kamu tunggu sampai dia keluar rumah.

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya... sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode.

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan ..
sebagai balasannya … kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu …
sebagai balasannya … kamu kunci pintu kamarmu.

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil …
sebagai balasannya … kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya.

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting …
sebagai balasannya … kamu pakai telpon nonstop semalaman..

Wwaktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA..
sebagai balasannya … kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama… sebagai balasannya … kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya “Darimana saja seharian ini?”..
sebagai balasannya … kamu menjawab”Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.”

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu …
sebagai balasannya … kamu bilang “Aku nggak mau seperti kamu.”

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi ..
sebagai balasanmu … kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri.

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu …
sebagai balasannya … kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan… sebagai balasannya .. kamu mengeluh “Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu.”

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ...
sebagai balasannya … kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu …
sebagai balasannya … kamu katakan “Sekarang jamannya sudah beda.”

waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu ..
sebagai balasannya kamu jawab “Aku sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu …
sebagai balasannya … kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya.

Dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang …
dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan…
itu sangat menghantam HATIMU & membuatmu menyesal,
tapi sayang...., semua sudah terjadi. sebelum semuanya terlambat,
sayangilah orang tuamu!!

( Mida Julyanti)

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Sesungguhnya WANITA Itu CANTIK

Ada cara yang mudah dan murah untuk membuat perempuan cantik, meskipun secara fisik mereka kurang menarik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah mendefinisikan kembali makna cantik tersebut. Cantik bukan masalah fisik semata. Kecantikan sejati juga bisa diraih dengan memaknakan kecantikan sebagai berikut:

1. Kecantikan perempuan ada dalam iman taqwanya yang menyejukkan mata kaum laki-laki.

Seorang perempuan yang menghias jasmaninya dengan iman dan taqwa akan memancarkan cahaya surga. Dengan kepatuhannya menjalankan ibadah, ia akan memesona.Yang kuasa akan memberikannya kecantikan abadi, magnet alami. Tak perlu kosmetik, parfum atau penampilan berlebih, laki-laki akan tertarik padanya.

2. Kecantikan perempuan ada pada kehangatan sikapnya yang mampu menggetarkan sensifitas dan kecintaan pria.

Secara umum laki-laki memang responsif terhadap perempuan yang bagus fisiknya. Tapi ketertarikan itu tak kekal, bisa membuat laki-laki bosan. Kehangatan kasih sayang dan cinta kasih yang tuluslah yang akan membuat sang pria nyaman berada di sisinya. Tak bisa melupakannya.

3. Kecantikan Perempuan ada pada kelembutan sikapnya

Kelembutan bukan berarti lembek dan manja. Kelembutan seperti roti. Meskipun sedikit, tapi mengenyangkan. Dari toko roti manapun roti berasal, ia tetap lembut. Jadi perempuan dari suku manapun bisa tetap lembut, pada pasangannya, pada anak-anaknya. Asalkan ia mau berusaha.

4. Kecantikan perempuan berada dalam pandangannya yang teduh dan suaranya yang hangat.

Walau mata tak seindah bintang kejora, setiap perempuan bisa memiliki mata embun. Teduh. Sejuk. Tak gampang emosi. Menyikapi tingkah laku sekitarnya secara bijak. Ia selau berprasangka baik. Perkatannya bukan pisau yang menikam. Perkataannya adalah bara yang menyalakan semangat di dada. Tak ada kata sia-sia yang terucap dari bibirnya.

5. Kecantikan perempuan berada dalam senyumannya yang menambah kecantikannya dan membuat gembira hati orang yang melihatnya.

Senyum adalah sedekah. Murah senyum tanpa bermaksud menggoda apalagi berlebihan bisa membuat wajah indah. Meskipun berwajah rupawan, tapi jika malas tersenyum, hanya aura negatif yang akan ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya

6. Kecantikan perempuan berada pada intelektualitasnya

Ukuran intelektual bukan pada gelar sarjananya atau di mana ia pernah menuntut. Banyak ilmu-ilmu yang bisa dipungut dari sekitar, yang membuat si perempuan mejadi cerdas. Kehidupan adalah sekolah yang tak pernah tamat sebelum ajal menjelang. Tak ada sekolah untuk menjadi istri yang baik. Tak ada universitas yang melahirkan ibu yang baik. Ruang dan waktulah yang akan menempa perempuan menjadi istri dan ibu yang baik.

7. Kecantikan perempuan berada pada seberapa jauh pengetahuannya akan tanggung jawabnya terhadap keluarga, rumah, anak-anak , masyarakat dan umat manusia.

Perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Seberapa jauh pengetahuan seorang perempuan akan terlihat dari tingkah laku keluarganya. Ia selalu berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Mengambil peran penting dalam rangka memperbaiki lingkungan. Lihatlah laki-laki sukses di jagat raya. Dibalik kesuksesannya, pasti ada perempuan tangguh yang menemaninya. Menjadi pendukung nomor satu, tempat kembali saat sang pahlawan lelah berjuang.

8. Kecantikan perempuan berada pada kemampuan dan keinginannya untuk memberi.

Orang bisa miskin harta, tapi ia bisa kaya hati. Selalu memberi, tanpa mengharap imbalan yang berarti. Ia senang ketika orang lain senang. Ia sedih ketika orang lain sedih. Kemurahan hatinya membuat wajahnya bersinar. Membuat ia selalu dirindukan, meskipun sosoknya biasa-biasa saja.

Sahabatku...
Kecantikan-kecantikan ini sifatnya abadi.
Akan dikenang meskipun si perempuan telah tiada.
Tidak seperti kecantikan lahiriah yang sementara.
Setelah tua, ketika senja menyapa, ia tak menarik lagi.
Manakah yang akan Anda pilih?
Kecantikan sementara atau kecantikan abadi?

(oleh Zafiruddin Ziyaad )

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Senin, 21 November 2011

Oh Istriku, Apa Saja Sih yang Kau Kerjakan ?

Suatu hari seorang suami pulang kerja dan mendapati tiga orang anaknya sedang berada di depan rumah. Semuanya bermain lumpur, dan masih memakai pakaian tidur. Berarti semenjak bangun tidur, mereka belum mandi dan belum berganti pakaian

Sang suami melangkah menuju rumah lebih jauh. Ternyata ... kotak-kotak bekas bungkus makanan tersebar di mana-mana. Kertas-kertas bungkus dan plastik bertebaran tidak karuan, dan… pintu rumah bagian depan dalam keadaan terbuka.

Begitu ia melewati pintu dan memasuki rumah… masyaAllah… kacau… berantakan. Ada lampu yang pecah, ada sajjadah yang tertempel dengan permen karet di dinding. Televisi dalam keadaan on dan dengan volume maksimal. Boneka bertebaran di mana-mana. Pakaian acak-acakan tidak karuan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

Dapur? Ooooh tempat cucian piring penuh dengan piring kotor. Sisa makanan pagi masih ada di atas meja makan. Pintu kulkas terbuka lebar.

Sang suami mencoba melihat lantai atas. Ia langkahi boneka-boneka yang berserakan itu. Ia injak-injak pula pakaian yang berserakan tersebut. Maksudnya adalah hendak mendapatkan istrinya, siapa tahu ada masalah serius dengannya.

Pertama sekali ia dikejutkan oleh air yang meluber dari kamar mandi, semua handuk berada di atas lantai dan basah kuyup. Sabun telah berubah menjadi buih. Tisu kamar mandi sudah tidak karuan rupa, bentuk dan tempatnya. Cermin penuh dengan coretan-coretan odol, dan... begitu ia melompat ke kamar tidur, ia dapati istrinya sedang tiduran sambil membaca komik!!!

Melihat kepanikan sang suami, sang istri memandang kepadanya dengan tersenyum. Dengan penuh keheranan sang suami bertanya, “Apa yang terjadi hari ini wahai istriku?!!”.

Sekali lagi sang istri tersenyum seraya berkata,“Bukankah setiap kali pulang kerja engkau bertanya dengan penuh ketidak puasan, ‘Apa sih yang kamu kerjakan hari ini wahai istriku?’, bukankah begitu wahai suamiku tersayang?!”

“Betul” jawab sang suami.

“Baik” kata sang istri, “Hari ini, aku tidak melakukan apa yang biasanya aku lakukan, semoga dengan begitu engkau tahu apa yang selama ini aku kerjakan”.

*****

Message yang ingin disampaikan adalah:

1. Penting sekali semua orang memahami, betapa orang lain mati-matian dalam menyelesaikan pekerjaannya, dan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang lain itu agar kehidupan ini tetap berimbang, berimbang antara MENGAMBIL dan MEMBERI, TAKE and GIVE.

2. Dan … agar tidak ada yang mengira bahwa dialah satu-satunya orang yang habis-habisan dalam berkorban, menanggung derita, menghadapi kesulitan dan masalah serta menyelesaikannya.

3. Dan … jangan dikira bahwa orang-orang yang ada di sekelilingnya, yang tampaknya santai, diam, dan enak-enakan … jangan dikira bahwa mereka tidak mempunyai andil apa-apa.

4. Oleh karena itu, HARGAILAH JERIH PAYAH DAN KIPRAH ORANG LAIN dan JANGAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG YANG SEMPIT.

Sumber: Email Ust. Musyaffa AR di milist sebelah
Judul asli: Jangan Melihat dari Sudut Pandang Sempit

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

"Wanita Yang Memesan Tempat di Neraka"

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut?

Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!

“Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!”

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

“Bangunkan saja!” kata seorang penumpang.
“Iya, bangunkan saja!” teriak yang lainnya.
Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.
Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.

Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi?
Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!

Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan...
Mati dalam keadaan menantang Tuhan.

Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya...
Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat...
Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk....
Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah....

Sungguh Allah masih menyayangi kita
Yang masih terus dibimbing-Nya
Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA agar semakin dekat.
Dan bagi mereka yang terlena
Seharusnya segera sadar, mumpung kesempatan masih terbuka
Di sisa usia yang masih ada!
Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana?

Wallahu a’lam

Semoga Jadi Renungan bagi kita semua...

TAUSIYAH:

Hukum Menutup Aurat

Alasan Perintah Menutup Aurat

Fitnah syahwat yang paling berat di alam ini adalah fitnah wanita, karena itu fitnah ini disebutkan pertama kali mengawali fitnah-fitnah syahwat lainnya sebagaimana firman Allah swt ;

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al imron : 14)

Untuk itu Allah swt memerintahkan para wanita menutupi seluruh tubuhnya yang merupakan perhiasannya kecuali yang biasa ditampakkan dengan mengenakan jilbab dan kerudung hingga ke dada, sebagaimana firman-Nya :

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Artinya : “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.’ (QS. An Nuur : 31)

Dengan ditutupinya seluruh perhiasan seorang wanita maka akan mempersempit ruang bagi lawan jenisnya untuk mengarahkan pandangannya kepada perhiasannya atau bahkan menikmatinya dengan pandangan yang tidak wajar dan pandangan seperti ini adalah jalan menuju perzinahan bahkan ia sendiri sudah disebut dengan zina mata, sebagaimana hadits dari Abu Hurairoh ra dari Nabi saw bersabda,”Telah dituliskan terhadap anak Adam bagiannya dari zina dan bukan mustahil ia akan tertimpa olehnya. Zina mata adalah pandangan, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina kaki adalah melangkah dan hati memiliki kecenderungan serta harapan yang kemudian dituruti atau diingkari oleh kemaluan.” (HR. Muslim)

Hikmah lain dari perintah menutup aurat ini adalah sebagai ciri khas dan identitas seorang wanita muslimah dibandingkan dengan wanita-wanita non muslim, sebagaimana firman-Nya :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59)

Batasa Aurat Wanita
Tentang batasan aurat bagi seorang wanita ini, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat yang wajib ditutup kecuali muka dan kedua telapak tangan, sebagaimana firman Allah swt :

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Artinya : “Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.”(QS. An Nuur : 31)

maksudnya janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat perhiasan, melainkan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits dari ibnu AbbasIbnu umar dan Aisyah.

Dari Aisyah ra bahwasanya Nabi saw bersabda,”Allah tidak menerima sholat perempuan yang telah mencapai usia baligh, kecuali dengan memakai telekung.” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah kecuali Nasai. Sementara Ibnu Khuzaimah dan Hakim menyatakan sebagai hadits shahih, sedangkan Tirmidzi menyatakannya sebagai hadits hasan)

Dari Ummu Salamah bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi saw,”Bolehkan wanita mengerjakan shalat dengan memakai baju kurung dan telekung, tanpa kain atau sarung? ‘ Beliau saw menjawab,’(Boleh), apabila baju kurungnya lebar dan panjang menutup kedua tumitnya.” (HR. Abu Daud dan para imam menshahihkannya sebagai hadits mauquf)

Dari Aisyah ra bahwa ia pernah ditanya,”Berapa macamkah pakaian yang harus dipakai wanita yang hendak shalat?’ jawabnya,’Tanyakanlah kepada Ali bin Abi Thalib, kemudian datanglah kepadaku dan beritahukan jawabannya kepadaku!’ Orang itu pun mendatangi Ali dan menanyakan hal itu kepadanya. Ali berkata,’Memakai telekung dan baju dalam,’ kemudian orang itu kembali menjumpai Aisyah dan menceritakan jawaban Ali kepadanya. Lantas Aisyah berkata,’Itulah jawaban yang benar.” (Fiqhus Sunnah edisi terjemah juz I hal 179 – 180)

Wallahu a'lam

" Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata."  (QS Al-Ahzab:59)

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Rahasia Bahagia: Bila Kita Ingat Akan Mati


 Seorang pria mendatangi Master, "Guru, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati."

Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit. Dan penyakitmu pasti bisa sembuh."

"Tidak Guru, tidak. Saya tidak ingin hidup," tolak pria itu.

"Baiklah. Ambil racun ini. Minum setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malam kau akan mati dgn tenang."

Pria itu bingung. Setiap Master yg ia datangi selalu memberikannya semangat hidup. Tapi yg ini malah menawarkan racun.

Sampai di rumah, ia minum setengah botol racun. Ia memutuskan makan malam dgn keluarga di restoran Jepang yg sudah lama tak pernah ia lakukan. Utk meninggalkan kenangan manis, ia pun bersenda gurau dgn riang. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu."

Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar & melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda utk jalan pagi.

Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia pun membuat 2 cangkir kopi. Satu utk dirinya, satu utk istrinya.

Istrinya merasa aneh, "Sayang, apa yg terjadi? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya?"

Di kantor, ia menyapa setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Ia menjadi lebih toleran, apresiatif thd pendapat berbeda. Ia mulai menikmatinya.

Pulang jam 5 sore, ternyata istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya, "Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkanmu." Anak-anak pun berani bermanjaan kembali padanya.

Tiba-tiba, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatnya utk bunuh diri. Tetapi bagaimana dgn racun yg sudah ia minum?

Bergegas ia mendatangi sang Master, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Bila kau hidup dgn kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu. Bersyukurlah! Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan, jalan menuju ketenangan.

(Dikirim dari seorang teman)

Referensi Lainnya : http://kembanganggrek2.blogspot.com/

Rabu, 16 November 2011

sejarah lama banten


A Blog of Information with Local Content              
Adalah suatu kepastian yang sudah tidak dapat disangkal lagi bahwa kehidupan manusia merupakan suatu proses sosial budaya yang setiap saat mengalami perubahan dan pergerakan. Hal tersebut tentu akan menyebabkan adaya unsur catatan hidup manusia itu sendiri, baik di masa lampau yaitu priode kurun ke kurun sejarah ataupun kejadian di masa sekarang yang mungkin suatu saat akan mengalami perobahan atas dasar keinginan manusia sesuai dengan kondisi dan perkembangan jaman.
Karena itu tugas kita sekarang adalah antara lain menyelamatkan dan memelihara hasil budaya manusia terdahulu. Sisa-sisa peninggalan orang-orang terdahulu itu penting dipelihara sebagai pelajaran hidup bagi generasi berikutnya.
Dari puing-puing reruntuhan bangunan sisa kota Banten Lama, yang sekarang terletak di desa Banten 9 km dari kota Serang, kita dapat mengamati beberapa peninggalan sebuah kota Islam terbesar yang pernah ada, yaitu:
1. Keraton Surosowan
Keraton Surosowan adalah tempat kediaman sultan Banten, yang oleh orang Belanda disebut Fort Diamant atau Kota Intan, yang dikelilingi oleh tembok perbentengan seluas ± 4 hektar. Keadaan keraton itu kini sudah hancur, yang nampak hanyalah sisa bangunan saja yang berupa pondasi-pondasi serta tembok-tembok dinding yang sudah rusak.
Menurut Babad Banten, keraton ini dibangun oleh raja Banten pertama yakni Maulana Hasanuddin (1526 – 1570). Pembangunan tembok benteng dibangun oleh raja Banten kedua, Maulana Yusuf (1570 – 1580), dengan bangunan benteng yang disusun dari batu bata dan batu karang. Benteng ini kemudian dirobah bentuknya menjadi bastion dan ditambah dengan tembok batu karang di bagian luar, hingga benteng tampak lebih kuat dan kekar oleh Hendrik Laurenzns Cardeel (1680 – 1681) pada masa pemerintahan Sultan Haji (1672 – 1687).
Keraton Surosowan ini telah mengalami penghancuran berkali-kali. Kehancuran total yang pertama kali terjadi ketika perang saudara antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan pihak VOC yang dibantu putra mahkota Sultan Haji pada tahun 1680. Akibat perang ini, keraton Surosowan dibumi-hanguskan oleh Sultan Ageng Tirtayasa sebelum melanjutkan perlawanan dari Tirtayasa.
Setelah Sultan Haji dinobatkan menjadi raja Banten pengganti ayahnya, ia meminta bantuan seorang arsitek Belanda, Hendrik Laurenzns Cardeel, untuk membangun kembali istananya. Cardeel meratakan dan kemudian membangunnya kembali keraton tersebut di atas puing-puing reruntuhan keraton.
Kehancuran keduakalinya dan ini yang terparah ialah terjadi pada tahun 1813, saat mana Gubernur Jendral Belanda waktu itu Herman Daendels memerintahkan penghancuran keraton. Hal ini disebabkan karena Sultan Banten yang terakhir, Sultan Rafiuddin, tidak mau tunduk kepada Belanda. Akibat penghancuran ini, maka tidak tersisa sedikit pun bangunan keraton yang masih dalam keadaan utuh. Keraton itu kemudian ditinggalkan penghuninya, dan terbengkalai tanpa ada yang memperhatikannya lagi.
Dari penelitian dan penggalian arkeologis, ternyata perubahan desain keraton Surosowan ini sering terjadi karena para sultan yang memerintah Banten, sering menambah, mengubah dan memperbaiki bentuk bangunan keraton. Perubahan desain ini mudah diamati dengan cara melihat perubahan struktur fondasi bangunan, pemotongan dinding dan penggantian bentuk serta susunan bangunan.
Pintu gerbang istana terletak di sisi benteng sebelah utara menghadap ke alun-alun. Berdasarkan peta lama, bahwa di sisi benteng sebelah timur pun ada terdapat pintu masuk, namun kini sudah tidak nampak lagi. Di setiap sudut benteng terdapat bagian tembok tebal yang menjorok ke luar, sedang pada setiap sisi sudut bagian dalamnya ditemui pintu-pintu masuk ke dalam ruangan yang tercapai pada tembok benteng itu.
Pada mulanya keraton dikelilingi pula oleh parit-parit, akan tetapi kini hanya sebelah barat dan selatannya saja yang masih ada. Di bagian tengah keraton itu terdapat bekas “pemandian sultan” dan beberapa kolam lainnya; yang dinamai rara denok dan pancuran mas, yang airnya dialirkan dari suatu tempat yang dinamai Tasikardi, danau buatan yang terdapat di sebelah selatan Keraton Surosowan. Beberapa saluran/irigasi dari Tasikardi sampai ke keraton Surosowan tampak teratur.
Dalam penyaluran air bersih digunakan pipa besar dan kecil (dari garis tengah 2 cm hingga 40 cm), terbuat dari terrakota, hingga langsung ke kran-kran logam pancuran mas. Untuk penjernihan air yang nanti digunakan sebagai air bersih bagi penduduk kota dan kraton, digunakan cara penyaringan dengan teknik pengendapan dan poriositas batuan, pasir dan ijuk di pangindelan abang, pangindelan putih, dan pangindelan mas, tiga buah bangunan semacam benteng kecil yang kokoh dan kuat, terdapat di pinggir jalan dari Surosowan ke Tasikardi.
2. Meriam Ki Amuk
Meriam yang dikeramatkan oleh sebagian penduduk, (dulu) ditempatkan di dekat kanal di bawah sebuah gubuk beratap tanpa tembok, yang diletakkan menghadap utara seperti disiapkan untuk menembak kapal musuh yang hendak merapat ke pantai Karangantu.
Di atas bagian moncongnya, terdapat suatu prasasti bertuliskan huruf Arab yang berbunyi “Aqikatul Khoirisala matul imani” dengan bagian pangkal berbentuk tangan yang mengepal dengan ibu jari ke luar mengarah ke atas.
Menurut K.C. Crucq yang telah mengadakan penelitian terhadap meriam-meriam yang berasal dari bekas kesultanan Banten, prasasti tersebut merupakan candra sengkala yang menunjuk angka tahun saka 1450 (1528 – 1529 M). Selanjutnya menurut Crucq bahwa meriam Ki Amuk ini ada hubungannya dengan meriam Ki Jimat, yaitu meriam yang dihadiahkan oleh Sultan Trenggono dari Demak kepada Sunan Gunung Jati.
Beberapa tahun setelah adanya pengerukan kanal Karangantu oleh KOP Bhakti Rem 064 Maulana Yusuf tahun 1967, meriam tersebut pernah hilang dari tempatnya. Dan setelah diadakan pemugaran Mesjid Agung Banten oleh Pertamina pada tahun 1974 meriam tersebut ditemukan kembali dan oleh Direktorat Sejarah dan Purbakala ditempatkan di sudut tenggara alun-alun, tidak jauh dari pintu gerbang bagian utara benteng Surosowan.
3.  Watu Gilang
Watu Gilang adalah sebuah batu berbentuk segi empat dengan permukaannya yang datar dan terbuat dari batu andesit. Batu tersebut terletak di sebelah timur laut meriam Ki Amuk. Menurut Babad Banten, batu ini dipergunakan sebagai tempat pengambilan sumpah para sultan/penobatan raja.
4.  Watu Singayaksa
Batu ini terletak di alun-alun kota Lama Banten. Di masa kesultanan, dipergunakan untuk mengumumkan semua titah/peraturan-peraturan sultan yang disampaikan oleh seorang ulama.
Menurut dongeng rakyat, batu ini pernah dipakai sebagai tempat bertapa Sang Batara Guru Jampang, yang karena lamanya ia bertapa, hingga burung-burung membuat sarang di atas tutup kepalanya.
5.  Mesjid Pecinan Tinggi
Masjid ini terletak ± 100 meter di sebelah kiri jalan raya, dekat rel kereta api, di kampung Dermayon. Disebut Masjid Pacinan Tinggi karena dahulunya banyak orang-orang Cina berdagang dan bertempat tinggal di sana semasa Maulana Hasanuddin. Bangunan tersebut kini tinggal puing reruntuhan, dengan sisa menara, dan mihrab (peng-imaman mesjid), adapun lainnya hanya sisa pondasi bangunan induk yang terbuat dari batu karang dan bata tanah liat. Menurut catatan sejarah, mesjid ini adalah mesjid yang pertama dibangun oleh Syarif Hidatullah yang dilanjutkan oleh Maulana Hasanuddin.
Beberapa puluh meter dari Masjid Pecinan Tinggi, di daerah Pecinan (dulu), terdapat bangunan tua sebuah rumah kuno gaya Cina yang masih utuh (masih dihuni oleh seorang keturunan Cina) persis di persimpangan jalan menuju ke Mesjid Agung; yang mungkin sisa rumah di pecinan. Ke arah utaranya lagi dari rumah tua tersebut, terdapati pintu gerbang dan klenteng Cina.
Klenteng pertama dengan “Dewi Kwan Im”-nya yang pertama dibangun semasa raja pertama Banten, yang letaknya di daerah Pecinan ini. Sedangkan klenteng “Dewi Kwan Im” yang sekarang, belum diketahui kapan dibangunnya; yang di tempat itu sebenarnya, di muara sungai Cibanten dengan jembatan jaganya, tempat berdirinya bangunan pintu masuk pelabuhan pertama Banten ─ sewaktu kedatangan Cornelis de Houtman ke Banten (1596) ─ dengan gudang-gudang penimbunan barang untuk eksport kesultanan Banten. Di tempat ini pun didapati runtuhan bekas menara penjaga petugas pelabuhan, di sebelah kanan muara Cibanten.
6.  Kompeks Mesjid Agung Banten
Komplek Mesjid Agung Banten ini terdiri dari :
§  Bangunan Mesjid Agung dengan serambi yang penuh dengan makam di kiri kanannya. Berdasarkan sejarah Banten, mesjid ini didirikan pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin. Seperti juga mesjid-mesjid lain, bangunan mesjid ini pun berdenah segi empat. Atapnya terbuat dari kayu bersusun berbentuk limas.  Di dalam serambi kiri yang terletak di sebelah utara terdapat makam beberapa sultan Banten dan keluarganya. Di antaranya terdapat juga makam Maulana Hasanuddin dan istrinya, makam Sultan Ageng Tirtayasa, dan makam Sultan Abul Nasr’ Abdul Qahar (Sultan Haji). Sedang di dalam serambi kanan yang terletak di sebelah selatan terdapat makam Maulana Muhammad, makam Sultan Zainul Abidin dan lain-lain.
§  Bangunan Tiyamah, bangunan ini merupakan bangunan tambahan. Dibangun oleh Hendrik Lucasz Cardeel seorang arsitek bangunan Belanda, sebab itulah bangunan tersebut merupakan desain Eropa. Dahulu tempat ini dipakai untuk berdiskusi dan bermusyawarah soal-soal keagamaan.
§  Menara; Menara ini terletak di halaman depan Mesjid Agung Banten. Bangunan ini terbuat dari batu bata dan tingginya 30 meter, yang juga dibangun kembali oleh Lucasz Cardeel. Menurut Babad Banten, menara ini dibangun sejak Maulana Yusuf oleh arsitek asal Mongol, Cek Ban Cut.
Kapan bangunan ini didirikan tidak diketahui dengan pasti. Di dalam “Jaurnal van de Reyse” (De Eerte Schipvaart der Nederlanders naar Oost Indie onder Cornellis de Houtman, 1595 – 1597), terdapat sebuah peta Banten yang memperlihatkan adanya menara tersebut, sedangkan di dalam sejarah Banten antara lain disebutkan bahwa: “Kanjeng Maulana (Hasanuddin) adarbe putra satunggal lanang jeneng putra mangke nuli den wastanne Maulana Yusuf ingkang puniko jeneng Yusuf sampung gung ikeng putra pan sampan adarbe rayi nalika iku waktu ning wangun munare.”
Berdasarkan atas pemberitaan tersebut K.C. Crucq berpendapat bahwa menara Mesjid Agung Banten sudah ada sebelum 1596/1570, dan berdasarkan tinjauan seni bangunan dan hiasannya ia berkesimpulan bahwa menara tersebut didirikan pada pertengahan kedua abad XVI, yaitu antara tahun 1560 – 1570.
§  Komplek makam di halaman sisi sebelah utara. Di sini banyak terdapat kuburan keluarga serta kerabat sultan. Di antaranya terdapat kubur salah seorang panglima perang yang terkenal dengan julukan Pangeran Gula Gesen. Di dalam ruang makam terdapat 9 buah makam sultan dan para keluarganya, yakni Sultan Hasanuddin, Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainul Abidin, anak dan istrinya. Di luar ruang makam ini, masih di sebelah utara mesjid, terdapat pula makam-makam kuno bercampur dengan pemakaman umum, antara lain Sultan Ageng Tirtayasa dan istrinya, juga Sultan Abu Nasr Abdul Kahar (Sultan Haji).
7. Pasar dan Pelabuhan Karangantu
Karangantu menjadi pelabuhan utama dan pasar, difungsikan sebagai pelabuhan dagang bagi lingkup lokal maupun asing. Kunjungan Tome Pires ke Karangantu tahun 1513 belum melihat pentingnya tempat ini, karena pelabuhan Sunda Kelapa masih merupakan pelabuhan terpenting bagi Pajajaran. Pada abad berikutnya Karangantu menjadi pelabuhan utama, sejak Banten diislamkan dan aktivitas Banten Girang dipindahkan ke Banten Lama. Sejak akhir abad XVI Karangantu menjadi bandar internasional utama untuk Indonesia bagian barat, terutama akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
Perkembangan dan pertumbuhan Karangantu, baik sebagai pelabuhan maupun pasar, antara lain dapat ditelusuri melalui kajian foto udara, peta-peta kuno maupun fakta-fakta arkeologis di lapangan, diduga keletakan berubah dari keadaan sekarang.
Dari peta kuna yang dibuat oleh de Houtman ketika mengunjungi Banten pada tahun 1598, memperlihatkan bahwa kota Banten dikelilingi tembok kota dan tampak pula pasar Karangantu dikelilingi oleh pagar kayu dan bambu. Pada saat itu perluasan kota Banten mengarah ke bagian timur.
Sementara itu berdasarkan peta yang dibuat oleh Valentijn pada tahun 1725, terlihat bahwa pasar Karangantu masih ditempatnya semula dan mulai dipenuhi dengan rumah-rumah pemukiman.
Pada abad-abad XVII-XIX M, seperti tampak pada peta Serrurier yang tersohor itu, Karangantu tidak lagi ditandai sebagai sebuah pasar, hanya diberi catatan sebagai sebuah pelabuhan yang dikelilingi tambak ikan. Dewasa ini situs ini menjadi tidak penting lagi, kecuali ditandai oleh daerah pertambakan dan rawa-rawa di kampung Bugis.
Pelabuhan Karangantu berkembang dan tumbuh menjadi pusat berbagai aktivitas komersial dan bisnis, toko-toko dan pasar utama, transaksi antara para pedagang Cina dan Arab (terutama). Di sini pula terdapat pemukiman para nelayan, dok kapal-kapal, tempat pembuatan garam. Sementara itu terus ke arah selatan sepanjang sungai Cibanten terdapat lahan-lahan pertanian (padi dan sayur mayur) untuk pasokan istana.
8. Tasikardi
Tasikardi, terletak ± 2 km di sebelah tenggara keraton Surosowan, adalah suatu danau buatan/situ (luasnya ± 5 ha) yang di tengah-tengahnya terdapat sebuah pulau kecil. Semula pulau buatan ini dibangun khusus untuk ibunda Sultan Maulana Yusuf dalam bertafakkur mendekatkan diri kepada Allah. Selanjutnya, pulau buatan yang terdapat di tengah danau buatan itu digunakan sebagai tempat rekreasi bagi bangsawan kesultanan.
Pada tahun 1706 Sultan Banten menerima seorang tamu Belanda Cornelis de Bruin di Tasikardi dan ketika Daendells membuat jalan dari Merak ke Karangantu, danau kecil ini tidak diganggu. Situ ini berfungsi untuk penampung air dari sungai Cinbanten, yang kemudian di-salurkan ke sawah-sawah dan sebagian untuk kepentingan air minum rakyat serta untuk kebutuhan keluarga sultan di keraton Surosowan ─ dengan teknik penyaluran air khas buatan Lucasz Cardeel ─ melalui pengindelan (filter station) abang, kuning dan mas, air Tasik Ardi langsung masuk ke lingkungan keraton dengan teknik penyaringan yang sudah kompleks.
9. Jembatan Rante
Jembatan Rante didirikan di atas air sungai/kanak Kota Lama Banten yang terletak 300 meter di sebelah utara benteng Surosowan, berfungsi sebagai “tol-perpajakan” bagi setiap kapal kecil atau perahu pengangkut barang dagangan pedagang asing yang memasuki kota kerajaan. Dari data pictorial, jelas telah tergambar sesaat Cornelis de Houtman melukis kota Banten pada tahun 1596. Bahkan tertulis pada Babad Banten, bahwa Maulana Yusuf, tahun 1570, telah banyak membangun fasilitas kota dengan segala macam kebutuhan untuk politik perdagangan.
Jembatan Rante dibangun dari bata dan karang serta diduga memakai tiang besi dan papan untuk fungsi penyeberangan serta memakai “kerekan rantai” sebagai fungsi ganda bilamana lalu-lalang kapal kecil, jembatan bisa dibuka; dan bila tidak ada kapal masuk, jembatan ditutup berfungsi sebagai penyeberangan orang dan kendaraan darat.
Sebagai data visual yang masih berfungsi hingga sekarang kita dapat melihat dan meneliti Jembatan Rante yang ada di Pasar Ikan, Jakarta.
10.  Mesjid Koja
Mesjid yang tinggal reruntuhan ini terletak di selatan jalan yang menghubungkan Speelwijk dengan Karangantu, dimana beberapa meter dari mesjid tersebut di sebelah selatannya kini terdapat jalan kereta api. Disebut Mesjid Koja karena dahulunya termasuk kompleks perkampungan orang-orang Koja, Persia. Menurut catatan orang Belanda, tempat tersebut pernah dihuni orang-orang yang datang dari India, Jepang, Cina dan lain-lain sebagai pedagang.
11. Mesjid Agung Kenari
Mesjid ini terletak di kampung Kenari ± 3 km ke arah selatan dari Mesjid Agung Banten. Mesjid ini adalah mesjid tua pening-galan Sultan Abul Mufachir Muchmud Abdul Kadir (1596 – 1651). Sultan pertama yang mendapat gelar “sultan” dari Mekah. Ia adalah putra Maulana Muhammad Pangeran ing Banten. Selain itu di tempat ini terdapat pula makam putranya, Sultan Abul Ma’ali Ahmad.
12. Benteng Speelwijk
Benteng Speelwijk terletak di tepi pantai ─ sebelum ada pendangkalan lautan di daerah ini ─ di kampung Pamarican tidak jauh dari Pabean. Lengkapnya bernama Fort Speelwijk, sebagai penghormatan kepada Cornelis Jansz Speelman, Gubernur Jendral VOC pada tahun 1681 – 1684. Benteng ini didirikan untuk kepentingan kompeni Belanda yang dibangun pada tahun 1685 – 1686 oleh Hendrik Lucasz Cardeel.
Walaupun belum diketahui pasti, apakah benteng ini berasal dari benteng Portugis, namun Graaft menyatakan bahwa benteng tersebut adalah sebagai bangunan lanjutan dari tembok dinding kota yang dibangun sepanjang pantai yang disebut Tembok Banten Tua.
Jika kita berdiri menghadap reruntuhan benteng dari tepi sungai menghadap ke timur, akan tampak bastion Speelwijk yang terletak di sebelah kiri. Di situ terdapat sebuah tangga terbuat dari batu dan sebuah menara pengintai. Tembok yang melintang Platform Bastion adalah bekas tembok tertua dari kota Banten, langsung menjulur ke sepanjang pantai dimana terdapat sebuah Bolwerk (kubu pertahanan). Di sebelah atas tembok benteng terdapat jendela penembak yang dulunya tersimpan meriam di setiap jendela tersebut.
Di bawah bastion Speelwijk terdapat ruangan tempat bubuk peledak dan tutup jalan masuknya melalui pintu gerbang di bagian tenggara. Ada sebuah lorong di bagian bawah yang menuju ke tempat bubuk peledak juga terdapat sebuah kamar sebagai tempat penyimpanan senjata. Lorong yang menyudut 90 derajat itu kini masih dalam keadaan utuh dan bersih.
Ruangan-ruangan, yang sekarang tinggal sisa pondasi, di belakang pintu gerbang dalam lingkungan puing bekas Speelwijk, adalah merupakan bangunan yang berada di bawah satu atap. Dahulu ada sebuah jembatan gantung yang menghubungkan kedua pintu gerbang dan rumah komandan, kamar senjata, kantor administrasi dan gereja.
Dengan berdirinya bangunan Fort Speelwijk tersebut, Belanda nampak memperlihatkan kekuasaannya di bagian kota Banten. Dan ini juga merupakan permulaan sejarah monopoli perdagangan kompeni Belanda. Dalam pemerintahan Gubernur Jendral Daendels keadaan menjadi berubah, dengan memburuknya situasi. Orang-orang Belanda mulai meninggalkan Fort Speelwijk pada tahun 1810.
Beberapa ratus meter dari Speelwijk ke arah timur, terdapat beberapa kuburan orang-orang Eropa. Pada tahun 1911 atas instruksi Gubernur Jendral A.W.F. Iden Borg reruntuhan Speelwijk dan kuburan tersebut di pugar.
Sebuah kuburan yang bagus, besar dan menarik perhatian orang adalah kuburan Komandan Hugo Pieter Faure (1717 – 1763), yang dihiasi oleh lambang keluarganya. Selanjutnya terdapat nama-nama: Jacob Wits, seorang pegawai fiscal/pajak dan pembelian (wafat 9 Maret 1769); Catharina Maria van Doorn, istri Jan van Doorn seorang letnan (30 April 1747 – 8 Desember 1769); Maria Susana Acher, istri Thomas Schipers, pegawai bagian pajak dan pembelian (wafat 6 Juli 1743).
13.  Kelenteng Cina
Kelenteng ini terletak di sebelah barat Benteng Speelwijk. Semula kelenteng ini terletak di Pecinan, dibangun oleh masyarakat Cina yang ada di Banten. Kapan bangunan ini dibuat tidak dapat diketahui dengan pasti, tapi menurut tradisi, kelenteng ini dibangun pada masa awal kerajaan Banten.
Menurut catatan Cortemunde (1659), kelenteng Cina (yang sekarang ini) menempati lahan loji Inggris, sementara itu, kelenteng lama sesuai dengan catatan Valentijn (1725) berlokasi di sebelah selatan menara lama (Mesjid Pacinan Tinggi).
14.  Keraton Kaibon
Kearaton Kaibon adalah nama sebuah keraton yang terletak di kampung Kroya, sebelah selatan sungai Cibanten, sebelum melewati sebuah jembatan jalan menuju ke kota Banten. Keraton Kaibon (Ka-ibu-an = tempat ibu) adalah bekas kediaman Sultan Syaifudin, salah seorang sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Banten pada tahun 1809. Sultan ini meninggal pada tahun 1915. Secara resmi keraton ini masih dipakai sampai dengan masa pemerintahan bupati Banten pertama yang mendapat restu Belanda, yakni Aria Adi Santika sebagai ganti pemerintahan kesultanan yang dihapuskan mulai tahun 1816.
Bentuk arsitektuk kraton Kaibon, jika dibandingkan dengan keraton Surosowan justru Kaibon nampaknya lebih archais. Hal ini dapat kita lihat dari bentuk arsitektur pintu-pintu gerbang dan tembok keraton. Jika diurut dari bagian depan, keraton ini mempunyai empat buah pintu gerbang yang berbentuk bentar. Pintu gerbang utama yang merupakan jalan masuk menuju bagian dalam keraton terletak di tengah-tengah dinding tembok halaman depan, juga berbentuk bentar.
Dalam konsepsi kuno tentang bangunan-bangunan sakral dan sekuler pada arsitektur Jawa, kita melihat adanya fungsi-fungsi arsitektur tertentu yang memberikan indikasi ciri-ciri sebuah bangunan keagamaan atau bangunan sekuler. Dilihat dari bentuk pintu gerbangnya maka Kaibon menunjukkan ciri-ciri sebuah keraton dengan gaya tradisional.
Hal ini dapat dilihat dari susunan pintu gerbang dan halamannya. Pintu gerbang pertama yang merupakan jalan masuk berbentuk bentar, menunjukkan bahwa halaman yang akan dilalui masih bersifat profan. Pada halaman kedua, jalan masuk ditandai dengan pintu gerbang berbentuk paduraksa. Bentuk paduraksa ini, dalam tradisi bangunan kuno, menunjukkan bahwa halaman yang akan dilalui telah mempunyai nilai sakral.
Pada umumnya, letak sitinggil pada kraton tradisional di Jawa seperti keraton Kasepuhan, Kanoman, Demak, Panjang, Mataram terletak di halaman pertama bagian timur. Di Kaibon terlihat tata-letak yang berbeda. Justru bangunan yang seharusnya untuk sitinggil, di sini yang ada adalah bangunan sebuah masjid. Dengan demikian bangunan masjid pada keraton Kaibon diletakkan pada bagian utama keletakan keraton.
Masjid Kaibon ini berbentuk persegi panjang dengan sebuah mihrab yang terletak pada dinding barat masjid tersebut berbentuk sebuah ceruk persegi panjang. Pada halaman kedua ini pun terdapat beberapa bangunan yang telah hancur dan yang sebagian hanya tersisa pondasi-pondasinya saja. Biasanya, dalam tradisi bangunan di Jawa, di halaman kedua setelah paduraksa terdapat bangunan tempat tinggal sultan beserta kerabatnya; demikian juga bangunan-bangunan seperti bangsal, srimanganti, dan sebagainya. Di beberapa bangunan ini, terlihat pada beberapa sudut dinding adanya lubang bekas penempatan balok-balok kayu. Hal ini mungkin merupakan sisa lantai bangunan yang terbuat dari papan kayu dari struktur bangunan yang lebih mutakhir.
Di pintu gerbang sebelah barat menuju ke masjid keraton terdapat sebuah tembok besar yang terpayungi oleh pohon-pohon beringin yang tinggi. Pada tembok tersebut terdapat lima buah pintu yang dibuat dalam gaya Jawa atau Bali. Ukuran tembok itu panjang 80 meter dan tingginya 2 meter.
Di sisi timur, dekat aliran sungai, masih ada lagi sebuah pintu masuk ke dalem dengan bentuk yang sama, pintunya berbentuk seperti busur panah, juga hal ini mengingatkan kita pada bentuk bangunan Eropa. Di dekat pintu sebelah timur terdapat puing-puing bekas bangunan rumah-rumah yang dibangun pada permulaan abad XVI (?). Di muka keraton Kaibon, dekat jalan raya, terdapat puing-puing dari sebuah pintu terbuat dari batu yang mana pintu tersebut berhubungan dengan keraton Kaibon dan dinamai Pintu Gapura.
15.  Makam-makam Kerabat Sultan
1)       Makam Pangeran Mandalika
Makam ini terletak di seberang kampung Kroya; Pangeran Mandalika adalah putra Sultan Hasanuddin, dari ibu yang bukan permaisuri.
2)       Makam Pangeran Mas
Terletak di kampung Pangkalan Nangka. Dia adalah seorang Pangeran dari Demak. Meninggal dan dimakamkan di Banten. Pintu gerbang menuju makam tersebut bergaya Holland Kuno. Di depan pintu gerbang terdapat makam Singajaya.
3)       Makam Maulana Yusuf
Terletak di sebelah timur jalan melewati rel kereta api tidak jauh dari kampung Kesunyatan, tepatnya di tengah sawah, yang dikenal kuburan Pekalangan. Sehingga setelah meninggalnya ia disebut Penembahan Pekalangan Gede.
4)       Makam Pangeran Astapati
Makam ini terletak di kampung Odel, yang dikelilingi oleh tembok berpagar besi. Pada pintu masuk sebelah selatan terlihat semacam bangunan ala Eropa yang sedikit ada perpaduan dengan motif Jawa kuno. Pangeran Astapati adalah salah seorang panglima perang Banten semasa pemerintahan Sultan Tirtayasa. Ia keturunan para pemimpin Baduy, di Kanekes, Banten Selatan, yang kemudian menikah dengan Ratu Dahlia, salah seorang putri sultan. Pangeran Astapati atau dikenal juga Pangeran Wirasuta ditugaskan untuk menggempur tentara kompeni Belanda di teluk Banten.